HADANG BANTUAN PALESTINA. Tentara Israel saat melakukan penyergapan terhadap kapal Rachel Corrie yang membawa bantuan untuk rakyat Palestina saat masuk di wilayah Gaza, Sabtu, 5 Juni. (Foto Reuters)
Kapal yang diduduki tentara Israel itu, membawa total 15 penumpang. Sebanyak empat orang di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI). Informasi penyergapan kapal Rachel Corrie tersebut dilansir LAnewsmonitor.com, Sabtu, 5 Juni.
Dikabarkan bahwa kapal Rachel Corrie yang membawa bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Palestina di Jalur Gaza ini, tengah disergap tentara Israel karena enggan bekerja sama.
Tentara Israel mendesak kapal tersebut untuk merapat ke Pelabuhan Ashdod, Israel Selatan, dan menyalurkan bantuan yang dibawa kapal Rachel Corrie melalui jalur darat. Namun, nahkoda kapal Rachel Corrie mengabaikan imbauan tersebut.
Terhadap hal ini, tentara Israel membantahnya. “Tidak, tidak ada penyergapan,” tutur seorang juru bicara militer Israel.
Kapal tersebut berisi lima belas penumpang. Termasuk di dalamnya aktivis dari Irlandia dan Malaysia. Sedangkan empat anak buah kapal adalah warga negara Indonesia, dan seorang kapten warga negara Skotlandia.
Kabar terakhir menyebutkan, tentara Israel telah berhasil menduduki kapal Rachel Corrie. Namun dikatakan tidak ada kekerasan dalam pendudukan ini.
“Tentara kita masuk ke kapal dan mengambil alih kendali tanpa adanya perlawanan dari kru maupun penumpang. Semuanya berlangsung tanpa kekerasan,” ujar juru bicara militer Israel seperti dilansir AFP.
AS Lepas Tangan
Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku tidak bisa berbuat apa-apa terkait upaya Israel untuk memblokade kapal Rachel Corrie yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bahkan, AS meminta agar para aktivis di kapal tersebut mengurungkan niatnya guna menghindari aksi kekerasan.
“Kami sedang bekerja keras bersama Israel, pemerintah Palestina dan negara-negara lain untuk membangun prosedur baru untuk mengirimkan bantuan ke Gaza,” kata juru bicara Gedung Putih untuk keamanan nasional, Mike Hammer seperti dilansir Reuters, Sabtu 5 Juni.
Hammer mengatakan, peraturan yang diterapkan sekarang tidak bisa dilanjutkan dan harus diganti. “Untuk saat ini, kami meminta semua elemen untuk bergabung dan memuat keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan oleh semua pihak untuk menghindari konfrontasi,” jelas Hammer.
“Demi keselamatan semua pihak, dan keselamatan para relawan yang hendak menuju Gaza, kami sangat berharap para penumpang kapal Rachel Corrie dan kapal lainnya agar berlayar ke Ashdod (wilayah Israel) untuk mengantarkan bantuan ke Gaza,” pinta Hammer. (int)