Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juli, 2010

Bachdim-Trabucco Siap Bela Garuda
Irfan Bachdim-Alessandro Trabucco
(goal.com)

INILAH.COM, Jakarta – Dua pemain keturunan, Irfan Bachdim dan Alessandro Trabucco, telah tiba Jakarta. Mereka menyatakan siap membela tim nasional Indonesia meski masih terbentur masalah paspor.

Alessandro, pemain Italia yang memiliki darah Indonesia dari sang Ibu ini menyatakan siap berseragam Garuda, dengan satu syarat tidak kehilangan status sebagai warga negara Italia.

“Saya mau saja jika diminta untuk main di tim nasional atau salah satu klub di Indonesia, tapi saya tak mau melepas paspor Italia saya, karena di Eropa paspor Italia lebih berguna,” kata Trabucco kepada sejumlah wartawan di Bandara Soekarno-Hatta.

Keinginan Trabucco, pemain yang baru saja menerima kontrak berdurasi tiga tahun bersama klub debutan Seri A, Cesena, agaknya agaknya bertemu jalan buntu untuk membela timnas. Pasalnya, pemain bertinggi 170 cm itu menolak untuk melepas status warga negara yang sekarang.

Lain halnya dengan Irfan, menurut sang ayah, Noval Bachdim, anaknya tersebut tak perlu melakukan proses panjang karena sudah punya paspor Indonesia.

“Semua anak saya berpaspor Indonesia. Di Belanda kami tak butuh paspor karena negara mengakui kita sebagai warganya hanya dengan memegang KTP,” kata Noval yang turut mengantar Irfan.

Sementara Irfan sendiri menyatakan siap kapan saja bermain untuk timnas, bahkan bermain di Liga Indonesia.

Trabucco dan Bacdim tiba di Indonesia, Rabu (28/7), atas undangan panitia pertandingan amal yang ditujukan untuk pendiri Arema Indonesia, Lucky Acub Zaenal, dan tokoh sepakbola Surabaya, Rusdi Bahalwan yang sama-sama sedang sakit. Laga ini rencananya berlangsung 4 Agustus mendatang di Stadion Gajayana, Malang dan 7 Agustus di Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Paspor memang selalu menjadi kendala bagi para pemain keturunan yang ingin membela tim nasional (timnas), karena Indonesia tidak menganut sistem dua kewarganegaraan seperti yang pernah ditekankan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng.

“Siapapun warga negara Indonesia, bisa langsung membela tim nasional, karena itu kewajiban mereka,” kata Andi pada sejumlah wartawan berapa waktu lalu.

“Untuk pemain asing berdarah Indonesia, kalau mereka ingin membela Indonesia tentu harus jadi WNI, tidak boleh yang lain, negara ini tak mengenal dwi kewarganegaraan,” demikian Andi.

Read Full Post »

Hedge fund di Singapura makin marak
Oleh: Dewi Astuti

SINGAPURA (Bloomberg): Pendirian hedge fund di Singapura makin marak setelah bank sentral setempat menyetujui regulasi baru yang tidak mensyaratkan lisensi bagi hedge fund skala kecil.

Berdasarkan data Eurekahedge Pte, perusahaan penelitian hedge-fund global yang berbasis di Singapura, ada tujuh hedge fund baru dibentuk pada Mei dan Juni. Woodsford Capital Management Pte dan Pure Capital Ltd merupakan bagian dari tujuh hedge fund tersebut.

Eurekahedge mencatat jumlah pendirian hedge-fund baru pada tahun lalu merosot 13% menjadi 26 perusahaan, paling sedikit sejak 2003. Pada April, Monetary Authority of Singapore mengumumkan bahwa hedge-fund skala kecil boleh beroperasi tanpa lisensi.

Menurut Kher Sheng Lee, senior associate perusahaan hukum Dechert LLP di Hong Kong, Singapura tidak menerapkan kebijakan yang dapat mengganggu iklim bisnis di saat sejumlah pemerintah negara lain justru memperketat aturan.

Singapura bersaing dengan Hong Kong dalam industri hedge-fund global bernilai US$1,7 triliun seiring pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan dan memimpin pemulihan dunia. Di Hong Kong, manajer hedge-fund diharuskan memiliki lisensi seperti manajer reksa dana.

Setelah konsultasi dengan kalangan industri keuangan yang dilakukan sejak September 2009, bank sentral Singapura pada April mengeluarkan aturan hedge-fund dengan kelolaan dana kurang dari US$183 juta (S$250 juta) dan jumlah kliennya tidak lebih dari 30 orang boleh tidak memiliki izin.

Izin biasanya harus dimintakan ke bank sentral dengan menyerahkan surat notifikasi. Hedge fund skala kecil bersama mitranya yang lebih besar dan memiliki izin harus mempertahankan modal minimal S$250.000.

Mereka juga harus punya sedikitnya dua direktur. Meski hedge fund tersebut boleh tidak memegang izin, mereka tetap harus mengikuti aturan terkait transaksi sekuritas dan bursa berjangka serta tentang pencucian uang.

“Regulator menyadari pendirian hedge-fund skala kecil sebaiknya tidak dihambat regulasi,” ujar Michael Coleman, Chairperson Alternative Investment Management Association.

Peter Douglas, prinsipal GFIA Pte–perusahaan yang berkecimpung di bisnis wealth management di Singapura sekaligus konsultan para investor yang berminat mengalokasikan uangnya ke hedge-fund—menilai aturan baru menjadikan Singapura destinasi yang menarik untuk industri hedge-fund.

Mengacu data bank sentral, industri hedge fund di Singapura memegang kelolaan aset sebesar US$43 miliar pada akhir 2009, melonjak dari sekitar US$10 miliar pada 2005. Ada 320 hedge-fund di negeri jiran pada tahun lalu, meroket dari catatan 2001 yang hanya kurang dari 20 perusahaan.

Sebagai perbandingan, jumlah hedge fund yang terdaftar di Hong Kong mencapai 542 perusahaan per September 2009, atau meningkat lima kali lipat dari periode 2004. Hingga 31 Maret 2009, nilai aset yang dikelola mencapai US$55,3 miliar.(yn)

Read Full Post »

INILAH.COM, Jakarta – Tak sulit rupanya menjadi seorang bintang. Tidak perlu menembus ajang pencarian bakat di TV atau sejenisnya. Tak perlu pula modal bakat yang kuat di bidang entertainment. Cukup punya keinginan dan sedikit nekat. Kalau beruntung, bukan sekadar menjadi bintang, menjadi trend setter sekalipun bisa.

Duo Sinta dan Jojo adalah figur yang mampu menembus sekat-sekat dua hiburan. Cukup bermodal keberanian dan niat kuat, Sinta dan Jojo mampu menjadi bintang. Dua remaja cantik itu kini menjadi perhatian publik di tanah air, bahkan mungkin dunia, sekaligus menjadi bintang. Paling tidak, bintang di situs Youtube.

Ya, di panggung Youtube itulah dua remaja ‘centil’ itu menunjukkan kebolehannya. Memang, sulit mengukur kehebatan bakat mereka di bidang tarik suara. Sebab, keduanya hanya menampilkan sinkronisasi bibir alias lip-synch. Duo itu hanya membuka bibir mengikuti nada dan lirik lagu yang tengah diputar.

Bukan sekali atau dua kali mereka tampil lip-synch di Youtube. Namun, dari sekian banyak penampilannya, lip-synch dengan lagu ‘Keong Racun’ mampu menarik perhatian publik dan melambungkan namanya. Kini, di dunia maya, ‘Duo Sinta & Jojo’ tengah menikmati popularitasnya.

Jangan dilihat penampilan mereka seperti artis profesional yang tengah menunjukkan performa yang prima. Mereka tampil seadanya tanpa polesan make up atau kostum panggung yang gemerlap. Mereka hanya mengandalkan kamera video, merekamnya, lalu mengunggah rekamannya ke situs Youtube.

Mungkin mereka berdua tidak menyangka, video yang terkesan iseng itu akan menarik perhatian publik. Namun, aksi mereka yang ‘centil’ dan membuat gemas itu mampu menyedot 421.444 penonton, hingga tulisan ini diturunkan. Sebuah angka yang spektakuler untuk ukuran pertunjukan.

Jika dibandingkan dengan konser atau pertunjukkan lain, angka 421.444 penonton adalah sebuah prestasi gemilang. Di Jakarta saja, konser atau pertunjukkan artis top di Jakarta Convention Centre paling banyak hanya mampu menyedot 10.000 penonton. Untuk Duo Sinta & Jojo, paling tidak diperlukan empat stadion sebesar Gelora Bung Karno untuk mengumpulkan penonton sebanyak itu dalam sekali pertunjukkan.

Duo Sinta & Jojo adalah fenomena unik dalam dunia hiburan di jagat maya. Keduanya membuka kesadaran publik bahwa siapa saja bisa menjadi ‘seseorang’ sekaligus membuktikan bahwa untuk menjadi tenar hanya diperlukan sedikit keberanian dan niat.

Di jalur main stream, untuk menjadi seorang pesohor diperlukan setidaknya media televisi atau radio. Lihat saja, berapa banyak acara-acara di TV yang menampilkan pencarian bakat. Dan, itupun tidak mudah menebusnya. Selain diperlukan bakat yang benar-benar bakat, ada banyak faktor yang membuat seseorang bisa terkenal. Kalau perlu, menghalalkan segala cara juga ditempuh untuk sekadar bisa tampil di TV.

Lihat saja, berapa banyak remaja cantik yang nekat tampil berani di layar sinetron atau layar lebar hanya untuk sekadar menjadi figuran. Lihat pula, berapa banyak remaja-remaja ‘centil’ yang siap menampilkan kemolekan tubuhnya hanya sekadar menjadi model di majalah esek-esek. Tujuan mereka hanya satu, dilihat orang, kemudian menjadi terkenal.

Duo Sinta & Jojo menumbangkan jalur konservatif semacam itu. Mereka membuktikan bahwa banyak cara untuk menjadi terkenal. Tidak ada pula syarat-syarat khusus atau ketentuan yang membelit seseorang untuk menjadi terkenal. Bagi mereka hanya satu aturan berlaku, kreatif. [TJ]

Read Full Post »

Sikap terhadap Kependudukan yang sering terabaikan

(MI) Ketika berlangsung Perang Dingin antara blok Amerika dan blok Uni Soviet setelah Perang Dunia II, banyak beredar cerita-cerita propaganda. Tentang kependudukan dan pangan, misalnya, di Cekoslovakia ada dongeng tentang bagaimana Tuhan menemukan Gorbachev sedang menangis menjadi-jadi. Ketika ditanya mengapa sedih, jawab Gorbachev, “Saya punya problem berat. Setiap saya menanam gandum di Siberia, tumbuhnya di Kanada.” Seorang lainnya sambil menangis menimpali, “Saya Novotny, Presiden Cekoslovakia….” Tuhan memotong kata-kata Novotny sambil mengulurkan tangan, “Sudahlah, tidak usah kau jelaskan, saya ikut prihatin….”
Dongeng itu disampaikan jurnalis terkenal Henry C Luce, mantan Pemimpin Redaksi Time dan Life, yang terekam dalam buku Voice of America Forum Lectures (1966). Pelajaran yang bisa dipetik dari dongeng itu, Tuhan prihatin karena telah memberikan wilayah luas kepada Uni Soviet untuk ditanami, dan penduduk yang kepintarannya memadai, tetapi mengapa bisa gagal? Pesan propaganda waktu itu, kesejahteraan suatu negara bergantung pada falsafah yang dianutnya dan lembaga-lembaga politik yang menjalankannya. Kesimpulannya, komunisme menyengsarakan rakyat.
Namun, situasi pangan dan kependudukan lebih rumit daripada sekadar persaingan antara kapitalisme dan komunisme, atau ideologi-ideologi serupa. Sekalipun, memang, kesejahteraan masyarakat ditentukan kebijakan negara mengenai struktur demografi yang mampu mengubah situasi sosial dan ekonomi masyarakatnya.

Pangan dan kemiskinan
Dunia pada waktu ini memiliki kemajuan teknologi dan masih memiliki cukup persediaan lahan dan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Namun, ratusan juta orang toh mengalami kelaparan atau menghadapi problem pangan karena tidak memiliki daya beli yang mencukupi. Kemiskinan menggerus kemampuan mereka untuk hidup layak.
Menurut buku Population, Food, Energy and the Environment (2000), terbitan Council for Asia-Europe Cooperation, pertumbuhan penduduk merupakan tantangan bagi jaminan pangan, yang pada dasarnya beda dari produksi pangan. Jaminan pangan berarti semua orang memiliki akses fisik dan ekonomi untuk bahan pangan yang mereka butuhkan agar mampu berfungsi normal.
Peningkatan taraf hidup seseorang dan kemampuan untuk menguasai hidupnya menciptakan kondisi sosial yang membantu mengurangi jumlah kelahiran. Sebaliknya, ketimpangan dalam hidup berkekurangan menciptakan kondisi yang memberi peluang bagi peningkatan angka kelahiran. Menurut teori transisi demografi Barat, perubahan angka kelahiran dan kematian bergantung pada perkembangan ekonomi. Negara-negara yang bertambah maju dan berkembang menjadi negara industri mengalami penurunan angka kematian maupun angka kelahiran. Akibatnya, pertumbuhan penduduk yang pesat berangsur berubah menjadi lambat dan selanjutnya ke zero growth, yakni ketika jumlah kematian sama besar dengan jumlah kelahiran. Itu pada akhirnya bisa mengarah kepada pengurangan jumlah penduduk, seperti yang dialami sejumlah negara sekarang ini. Karena kekurangan SDM, mereka terpaksa mengubah kebijakannya tentang KB. Sekarang mereka malahan menganjurkan rakyatnya untuk membesarkan jumlah anggota keluarga masing-masing.

Indonesia dituntut membuat pilihan
Hari Kependudukan Sedunia (World Population Day) 11 Juli telah berlalu tanpa gaung. Mungkin kita terlalu sibuk bersuka ria mengikuti Piala Dunia. Berhari-hari setelah itu terhanyut oleh berita-berita memikat tentang pornografi dengan kembang-kembangnya, korupsi yang berkelit-kelit, dan hukum yang dipermainkan beberapa gelintir penegaknya.
Sekalipun semua berita itu menyita perhatian, masalah kependudukan tetap dan selalu meminta perhatian. Bila salah urus, masalah ini bisa menimbulkan situasi gawat luar biasa. Tanda-tandanya mulai marak. Mungkin di antaranya akibat kesemrawutan demografi. Pencemaran dan perusakan lingkungan, termasuk pembabatan hutan, misalnya, erat kaitannya dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang kurang terawasi. Tanpa desain demografis, perkembangan itu mengarah ke melorotnya standar hidup mayoritas penduduk, status quo kemiskinan, penurunan mutu pendidikan formal dan informal, peningkatan kerusuhan/kekerasan, dan penyusutan lahan yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN memang berbeda-beda. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, kita masih jauh di bawah Singapura atau bahkan Malaysia. Saat ini mungkin masih setara dengan Thailand dan Filipina. Yang jelas, kita menang dalam jumlah penduduk, yang berarti kita memiliki problem lebih besar daripada negara-negara tetangga dalam tugas memenuhi kebutuhan penduduk akan sandang, papan, pangan serta pendidikan dan kesehatan–unsur-unsur yang amat diperlukan untuk gerak maju sebuah negara.
Satu bulan lagi kita merayakan HUT ke-65 kemerdekaan. Dalam kurun waktu sejak kemerdekaan sampai sekarang, penduduk kita telah melonjak hampir 3,5 kali lipat–dari yang diperkirakan 70 juta menjadi hampir 240 juta; terbesar ketiga di Asia setelah China dan India, dan terbesar keempat di dunia setelah dua negara tersebut ditambah Amerika Serikat. Bila laju pertumbuhan tetap seperti sekarang, 1,3% setahun, dalam setengah abad penduduk kita bisa menjadi dua kali yang sekarang. Angka-angka itu membuktikan pengelolaan kita atas masalah kependudukan perlu lebih dicermati, dengan konsekuensi membengkaknya dana yang dialokasikan. Semua itu demi jaminan keselarasan penghidupan masyarakat di masa depan. Kalau kita bicara soal KB, otonomi daerah yang telah menghidupkan sistem desentralisasi tentunya bisa lebih fokus ke sasaran. Kalau kita bicara tentang pangan, gizi, kesehatan dan pendidikan, implikasinya adalah tidak mungkin sebuah daerah bisa maju tanpa SDM yang bermutu, baik pikiran, jiwa maupun raganya.

Read Full Post »

Perubahan Iklim

Greenpeace demonstrates against the ADB-funded Mae Moh power plant.Aksi Greenpece di atas PLTU Mae Moh Thailand.

Besarkan Gambar 

Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang! Kita telah mengetahui sebabnya – yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi.

Kita sudah mengetahui  sebagian dari akibat pemanasan global ini – yaitu mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar – Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.

 Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan. Greenpeace percaya bahwa hanya dengan langkah pengurangan emisi gas rumah kaca yang sistematis dan radikal dapat mencegah perubahan iklim yang dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah kepada ekosistem dunia dan penduduk yang tinggal didalamnya.

Sebagai sebuah organisasi global berskala internasional, Greenpeace memusatkan perhatian kepada mempengaruhi kedua pihak yaitu masyarakat dan para pemegang keputusan atas bahaya dibalik penambangan dan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil. Sebagai organisasi regional, Greenpeace Asia Tenggara memusatkan perhatian sebagai saksi langsung atas akibat dari perubahan iklim global, dan meningkatkan kesadaran publik tentang masalah yang sedang berlangsung. Greenpeace SEA juga berusaha mengupayakan perubahan kebijakan penggunaan energi di Asia Tenggara di masa depan – yaitu beranjak dari ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil kearah sumber-sumber energi yang terbarukan, bersih dan berkelanjutan.

Taktik Kampanye Iklim dan Energi adalah mengkonfrontasi tantangan yang dimiliki industri berbahan bakar yang berasal dari fosil – terutama, pembangkit listrik pembakar-batubara dan penghasil energi berbasis-nuklir – sementara, di waktu yang sama menyuarakan dan mendorong solusi atas ketergantungan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil. Sebagai contoh, GreenpeaceSEA mempromosikan kebijakan dan proyek yang dapat menghasilkan energi murah berasal dari angin dan energi matahari, dan advokasi terhadap efisiensi energi alternatif. 

Asia Clean Energy Now

 

Read Full Post »

JOHANNESBURG–MI: Spanyol membuat sejarah baru dengan merebut juara Piala Dunia 2010. Dalam final yang berlangsung di Stadion Soccer City, Senin (12/7) dinihari WIB, tim Matador menundukkan Belanda 1-0 dengan gol di masa perpanjangan waktu.

Pahlawan kemenangan Spanyol dalam laga itu adalah Andres Iniesta. Gelandang Barcelona ini menjebol gawang Belanda yang dikawal Marteen Stekelenburg menit ke-116. Menerima umpan Cesc Fabregas, Iniesta langsung melepaskan tendangan kaki kanan yang terukur untuk menjebol gawang Belanda.

Bagi Spanyol, ini merupakan gelar pertama mereka di Piala Dunia. Prestasi terbaik Spanyol sebelumnya adalah masuk babak semifinal.

Spanyol menjadi negara ke delapan yang mampu merebut Piala Dunia setelah Brasil, Argentina, Uruguay, Inggris, Jerman, Italia dan Prancis. Spanyol juga menjadi negara pertama yang mampu menjadi juara setelah kalah di laga pertama penyisihan grup.

Sukses di final ini juga mengantar Spanyol menyamai rekor Jerman yang menyandingkan gelar juara Eropa dan Piala Dunia secara beruntun. Jerman merebut juara Piala Dunia 1974 setelah dua tahun sebelumnya menjadi kampiun Eropa. Spanyol sendiri datang ke Afrika Selatan dengan predikat juara Euro 2008.

Sedangkan bagi Belanda, ini merupakan yang ketiga kali mereka gagal di final. Oranye sebelumnya juga gagal di final Piala Dunia 1974 saat dikalahkan Jerman Barat dan 1978 dengan dikalahkan Argentina. Kekalahan ini makin menguatkan predikat Belanda sebagai juara tanpa mahkota.

Belanda sebelumnya dijagokan akan mampu memenangkan pertandingan melihat penampilan mereka sejak penyisihan grup. Arjen Robben dan kawan-kawan tampil dengan rekor sempurna meraih kemenangan dalam enam pertandingan sebelumnnya sejak penyisihan grup, termasuk ketika menundukkan Brasil 2-1 di perempat final.  (OL-04)

Read Full Post »

Firefox 4 Beta vs. Chrome: UI Smackdown

Jared Newman, PC World

Firefox 4 Beta vs. Chrome: UI SmackdownTo put it nicely, the Firefox 4 beta’s new user interface is a sincere form of flattery.

Honoring the great tradition of “borrowing” other browsers’ features, the next version of Firefox looks a lot like Google Chrome, with tabs moved above the navigation bar and a single button that replaces the menu bar. That doesn’t mean the two browsers look and feel the same. Here’s a breakdown of Firefox 4 beta’s interface features and how they fares against Google Chrome:

(Click any of the images below to enlarge)

Menu Button

If Chrome has an omnibar for URLs and search, Firefox 4 has an omnimenu for almost every option that used to appear in a dedicated menu bar. It’s always bothered me that Chrome uses two menu buttons, one of which contains mostly useless functions like copy and paste (seriously, who doesn’t use keyboard shortcuts or alternate click?). Firefox wins this battle for rolling everything into one while banishing copy and paste.

Tabs, Relocated

Like Chrome, Firefox 4 beta has tabs on top of the navigation bar, but with an important distinction: Firefox’s menu button is still above tabs. This kind of defeats the purpose, because you still have to carefully align your mouse the menu bar and the browser to switch tabs. Chrome’s tab positioning at the top of the browser lets you move the mouse all the way to the top of the screen — a subtle but important difference when you’re flying through the Internet.

Bookmarks Button

Bookmarks and bookmark options are missing from Firefox’s new menu bar. That’s because Mozilla moved them to a separate button that resides next to the search bar. There’s enough activity and options associated with bookmarks to justify this move, and it’s nice to have quick access without Chrome’s dedicated bookmarks bar. Firefox also has an optional bookmarks bar, if you must.

Room to Browse

Firefox beats Chrome by six pixels with its default interface. Chrome is dragged down by its bookmarks bar, but Firefox could have widened its margin if the menu button was better-positioned. Atop the browser, Firefox’s menu button is flanked by nothing but wasted space until you hit the window buttons on the right side. It’s kind of an eyesore, and it almost defeats the purpose of having a condensed menu bar in the first place (I suppose all those options would look messy scattered across the page). Still, you can’t argue with numbers, and Firefox 4 Beta is just roomier.

Verdict

I use Chrome for day-to-day browsing, but Firefox 4 beta has me considering a switch. User interface, I think, is the most important part of any Web browser, and Firefox looks cleaner and more modern than ever. And Firefox veterans needn’t worry; you can bring back the old interface with a few menu options. It’s frustrating that certain things could be improved, like the wasted space next to the menu button and tabs that aren’t really on top, but this is a beta. I’m hoping Mozilla’s not done cleaning up its interface just yet.

source: pcworld

Read Full Post »