Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Agustus, 2010

Google and Slide: building a more social web

We’re excited to announce we’ve acquired Slide, a social technology company with an extensive history of building new ways for people to connect with others across numerous platforms online.

For Google, the web is about people, and we’re working to develop open, transparent and interesting (and fun!) ways to allow our users to take full advantage of how technology can bring them closer to friends and family and provide useful information just for them.

Slide has already created compelling social experiences for tens of millions of people across many platforms, and we’ve already built strong social elements into products like Gmail, Docs, Blogger, Picasa and YouTube. As the Slide team joins Google, we’ll be investing even more to make Google services socially aware and expand these capabilities for our users across the web.

While we don’t have any detailed product plans to share right now, we’re thrilled to welcome Max and his very talented team to Google, and we can’t wait to work together to give people more and better tools to communicate and connect.

Posted by David Glazer, Engineering Director

Read Full Post »

JAKARTA — Pemotongan nilai Rupiah (sanering) pernah dilakukan Pemerintah pada masa orde lama. Di era kepresidenan Soekarno, Bank Indonesia pernah memutuskan uang Rp 10.000 menjadi sama nilainya dengan uang Rp 10.

Lalu kini, Bank Indonesia (BI) melontarkan wacana pemotongan nilai Rupiah atau redenominasi. Namun sejak awal, BI mengatakan bahwa pemotongan nilai Rupiah dalam konsep redenominasi tidak sama dengan sanering pada masa orde lama lalu.

Apa itu redenominasi, dan apa itu Sanering? Redenominasi merupakan pemotongan nominal uang tanpa mengurangi nilai tukarnya. Terjadi pemotongan angka uang menjadi lebih kecil ini namun tanpa mengubah nilainya. Sedangkan Sanering adalah memotong nilai tukar uang terhadap barang.

Dalam redenominasi, Rp10.000 dipotong menjadi Rp10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi seharga Rp 10. Contohnya, misalnya pada harga cabe. Bila sebelumnya harga cabe satu kilogramnya Rp8.000, maka dengan redenominasi tiga digit nol-nya dihilangkan, maka harga cabe menjadi Rp8.

Harga cabe tetap, hanya nominalnya saja disederhanakan. Daya beli uang yang terkena redenominasi pun tetap. Dengan nilai uang Rp8, masyarakat bisa membeli beras satu kilogram.

Sedangkan dalam sanering, pemotongan uang belum tentu diikuti dengan harga barang. Misalnya harga cabe yang semula Rp8000, tidak serta merta bisa menjadi Rp8. Bisa jadi, harga barang tetap seperti harganya semula. Sementara nilai uang Rp8000 dimasyarakat, telah berubah menjadi Rp8.

Jadi, redenominasi hanya semacam penyederhanaan penulisan nominalnya saja yang tidak akan merugikan masyarakat. Sedangkan sanering bisa merugikan, karena perubahan nilai Rupiah juga diikuti oleh perubahan nilai barang.

Langkah redenominasi diwacanakan BI karena pecahan uang Rupiah saat ini dinilai sudah sangat besar, yakni hingga Rp100 ribu. Indonesia adalah negara pemilik pecahan mata uang terbesar ketiga di dunia, dengan pecahan mata Rupiah sebesar 100.000. Negara pemilik pecahan mata uang terbesar kedua di dunia adalah Vietnam, dengan pecahan mata uang Dong Vietnam sebesar 500.000. Zimbabwe di urutan pertama dengan pecahan sebesar 10 juta dolar Zimbabwe. Namun Zimbabwe telah lebih dulu melakukan redenominasi.

Deputi Gubernur BI, Budi Rochadi pada wartawan, Selasa (3/8) mengatakan, sebenarnya redenominasi sudah pernah dilakukan Indonesia pada tahun 1966. Namun karena saat itu inflasi di Indonesia sedang tinggi, maka redenominasi yang diberlakukan pemerintah justru gagal mengamankan perekonomian.

Saat itu, uang Rp1.000 menjadi Rp1. Karena gagal, tahun itu juga BI sekaligus melakukan sanering, yakni melakukan pemotongan uang dimana yang dipotong hanya nilai uangnya saja. “Jadi kita sudah pernah redenominasi sekali dan sanering sekali. Waktu itu karena inflasi redenominasi gagal. Sekarang kita usulkan lagi wacana redenominasi karena inflasi kita sudah terkendali,” kata Budi.(

Read Full Post »

Sel Otak Manusia Jadi Inspirasi Komputer Masa Depan

<!–YAHOO! BUZZ–>

Sel Otak Manusia Jadi Inspirasi Komputer Masa DepanREUTERS/John Rogers/Beckman Institute/pj

JAKARTA–MI: Tampaknya sel saraf manusia mengillhami para pemain industri teknologi informasi untuk menciptakan komputer masa depan.

Cara sel-sel saraf berkomunikasi satu sama lain lah yang diyakini akan ditiru untuk diterapkan di komputer generasi selanjutnya nanti.

Saat ini dilaporkan para peneliti mulai mencoba menerapkan cara sel-sel saraf ketika berbicara satu sama lain termasuk cara bagaimana mereka terbentuk.

Salah seorang ilmuwan kompter Thomas Wennekers dari Universitas Plymouth lah yang tengah mencoba mengembangkan komputer di masa depan dengan meniru persis mekanisme sel-sel saraf manusia di otak.

Menyelaraskan cara kerja komputer dengan mekanisme sel-sel saraf diyakini bisa meningkatkan kemampuan komputer memproses data visual dan audio. Tidak tertutup kemungkinan nantinya komputer akan dapat melihat dan mendengar dengan sendirinya, ketimbang hanya mengandalkan keberadaan sebuah sensor.

Memang jaringan sel saraf tiruan telah ada sejak 50 tahun silam. Namun diyakini jaringan tiruan tersebut belum meniru jaringan saraf secara mendetail.

“Kami ingin belajar dari biologi untuk menciptakan komputer masa depan. Sel-sel saraf di otak jauh lebih kompleks dibanding jaringan sel saraf tiruan yang telah ada,” ungkap Thomas.

Diakuinya, sangat terbuka harapan bahwa hasil penelitiannya nanti lebih dari sekedar meningkatkan sensor jaringan komputer.

“Bahkan nantinya hasil penelitian akan membawa kita pada komputer yang cerdas, yakni komputer yang memiliki kemampuan berpikir dan mengambil keputusan sendiri,” ungkapnya.

“Nantinya cara kita menggunakan komputer akan jauh berbeda,” tambahnya.

Read Full Post »

Ilmuwan Temukan Bintang Terbesar

Ilmuwan Temukan Bintang TerbesarAP/ESO – P. Crowther/C.J. Evans/al

(MI) SEBUAH bola besar yang terang di galaksi tetangga kita kemungkinan merupakan bintang terberat yang pernah ditemukan. Maklum, besar bintang ini ratusan kali dari Matahari.

Para ilmuwan yang ada balik penemuan itu, Rabu (21/7), mengatakan, telah mendapati bintang yang disebut R136a1. Beratnya diperkirakan 320 massa Matahari.

Tidak itu saja. Astrofisikawan Paul Crowther menjabarkan, bintang gemuk itu juga dua kali lebih berat dari bintang besar yang sebelumnya pernah ditemukan. Artinya, rekor baru bintang terbesar sementara dipecahkan temuan tersebut.

Bintang ini membakar gas dengan intensitas sedemikian rupa sehingga bersinar hampir 10 juta kali dari kilauan matahari. Si raksasa itu diidentifikasi berada di tengah gugus bintang Nebula Tarantula, sebuah awan dari gas dan debu di Large Magellanic Cloud, galaksi yang berjarak 165.000 tahun cahaya dari Bima Sakti kita.

“Tidak seperti manusia, bintang-bintang model ini lahir dengan amat berat dan mengurus dengan bertambahnya usia,” kata Crowther, seorang astrofisikawan di Universitas Sheffield di Inggris utara. “R136a1 sudah setengah baya dan telah menjalani penurunan berat dengan intens.”

Bintang itu dinobatkan yang paling besar di antara sejumlah bintang raksasa yang telah diidentifikasi oleh Crowther dan timnya dalam artikel di Monthly Notices dari Royal Astronomical Society. Suhu permukaan bintang tersebut dapat melampaui 40.000 derajat Celcius (72.000 derajat Fahrenheit) atau tujuh kali lebih panas dari matahari.

Karena jauh lebih terang, bintang tersebut juga rakus terhadap cadangan energi mereka daripada bintang yang lebih kecil. Ini juga berarti bahwa bintang besar itu akan hidup cepat dan mati muda. Ketika mati, bintang akan menghasilkankan sejumlah besar material dan membakar diri sehingga terjadilah ledakan spektakuler.

“Yang terbesar hanya hidup tiga juta tahun,” kata Crowther. “Dalam astronomi itu umur yang sangat singkat.”

Rentang hidup yang kecil itu menjadi salah satu alasan bintang yang kegendutan sangat sulit ditemukan. Selain sangat langka, mereka biasanya hanya membentuk di gugus bintang terpadat.

Read Full Post »