Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Budaya’ Category

INILAH.COM, Jakarta – Tak sulit rupanya menjadi seorang bintang. Tidak perlu menembus ajang pencarian bakat di TV atau sejenisnya. Tak perlu pula modal bakat yang kuat di bidang entertainment. Cukup punya keinginan dan sedikit nekat. Kalau beruntung, bukan sekadar menjadi bintang, menjadi trend setter sekalipun bisa.

Duo Sinta dan Jojo adalah figur yang mampu menembus sekat-sekat dua hiburan. Cukup bermodal keberanian dan niat kuat, Sinta dan Jojo mampu menjadi bintang. Dua remaja cantik itu kini menjadi perhatian publik di tanah air, bahkan mungkin dunia, sekaligus menjadi bintang. Paling tidak, bintang di situs Youtube.

Ya, di panggung Youtube itulah dua remaja ‘centil’ itu menunjukkan kebolehannya. Memang, sulit mengukur kehebatan bakat mereka di bidang tarik suara. Sebab, keduanya hanya menampilkan sinkronisasi bibir alias lip-synch. Duo itu hanya membuka bibir mengikuti nada dan lirik lagu yang tengah diputar.

Bukan sekali atau dua kali mereka tampil lip-synch di Youtube. Namun, dari sekian banyak penampilannya, lip-synch dengan lagu ‘Keong Racun’ mampu menarik perhatian publik dan melambungkan namanya. Kini, di dunia maya, ‘Duo Sinta & Jojo’ tengah menikmati popularitasnya.

Jangan dilihat penampilan mereka seperti artis profesional yang tengah menunjukkan performa yang prima. Mereka tampil seadanya tanpa polesan make up atau kostum panggung yang gemerlap. Mereka hanya mengandalkan kamera video, merekamnya, lalu mengunggah rekamannya ke situs Youtube.

Mungkin mereka berdua tidak menyangka, video yang terkesan iseng itu akan menarik perhatian publik. Namun, aksi mereka yang ‘centil’ dan membuat gemas itu mampu menyedot 421.444 penonton, hingga tulisan ini diturunkan. Sebuah angka yang spektakuler untuk ukuran pertunjukan.

Jika dibandingkan dengan konser atau pertunjukkan lain, angka 421.444 penonton adalah sebuah prestasi gemilang. Di Jakarta saja, konser atau pertunjukkan artis top di Jakarta Convention Centre paling banyak hanya mampu menyedot 10.000 penonton. Untuk Duo Sinta & Jojo, paling tidak diperlukan empat stadion sebesar Gelora Bung Karno untuk mengumpulkan penonton sebanyak itu dalam sekali pertunjukkan.

Duo Sinta & Jojo adalah fenomena unik dalam dunia hiburan di jagat maya. Keduanya membuka kesadaran publik bahwa siapa saja bisa menjadi ‘seseorang’ sekaligus membuktikan bahwa untuk menjadi tenar hanya diperlukan sedikit keberanian dan niat.

Di jalur main stream, untuk menjadi seorang pesohor diperlukan setidaknya media televisi atau radio. Lihat saja, berapa banyak acara-acara di TV yang menampilkan pencarian bakat. Dan, itupun tidak mudah menebusnya. Selain diperlukan bakat yang benar-benar bakat, ada banyak faktor yang membuat seseorang bisa terkenal. Kalau perlu, menghalalkan segala cara juga ditempuh untuk sekadar bisa tampil di TV.

Lihat saja, berapa banyak remaja cantik yang nekat tampil berani di layar sinetron atau layar lebar hanya untuk sekadar menjadi figuran. Lihat pula, berapa banyak remaja-remaja ‘centil’ yang siap menampilkan kemolekan tubuhnya hanya sekadar menjadi model di majalah esek-esek. Tujuan mereka hanya satu, dilihat orang, kemudian menjadi terkenal.

Duo Sinta & Jojo menumbangkan jalur konservatif semacam itu. Mereka membuktikan bahwa banyak cara untuk menjadi terkenal. Tidak ada pula syarat-syarat khusus atau ketentuan yang membelit seseorang untuk menjadi terkenal. Bagi mereka hanya satu aturan berlaku, kreatif. [TJ]

Read Full Post »

Streaming Radio Bahasa Jawa dari Suriname

Iseng-iseng streaming radio yang berbahasa Jawa yang ada di negara “cuwilan bangsa Jawa ing dunyo” yang ada di Amerika Selatan, Suriname. Dalam radio ini iklan, berita, lagu-lagu dan obrolannya pun menggunakan bahasa Jawa, meskipun disisipi sedikit-sedikit dengan bahasa Belanda. Lucu juga ya kalau orang Suriname ngomong dalam Bahasa Jawa.

Sekedar informasi saja bahwa bahasa Jawa yang digunakan di Suriname ini agak sedikit berbeda meskipun pada dasarnya bahasa yang digunakan sama dengan Bahasa Jawa yang digunakan di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Karena bahasa Jawa yang digunakan di Suriname hanya diwariskan secara turun-temurun antar generasi ke generasi, mulai dari orang Jawa yang datang di Suriname melalui perbudakan pada zaman penjajahan Belanda lebih dari 100 tahun yang lalu. Total sampai sekarang sudah tiga generasi yang pernah hidup di salah satu negara di Amerika Selatan ini.

Bukan hanya bahasa Jawa saja yang diwariskan kepada generasi selanjutnya dari komunitas bangsa Jawa Suriname ini, melainkan juga budaya dan segala tentang Jawa pun turut dikembangkan di Suriname. Karena tidak pernah kontak dengan orang Jawa di Indonesia, maka budaya Jawa di Suriname berkembang dengan sendirinya sesuai persepsi orang Jawa Suriname. Wayang dan budaya Jawa lainnya pun masih ada di sana.

Meskipun orang Jawa yang ada di Suriname bisa dibilang cukup banyak dari keseluruhan penduduk Suriname, dan bahkan bahasa Jawa pun banyak dipergunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari oleh warga Suriname, khususnya masyarakat keturunan Jawa Suriname itu sendiri.

Bahasa Jawa yang digunakan di Suriname ini mungkin sama dengan bahasa Jawa yang berkembang di pulau Jawa pada 100 tahun yang lalu, sama seperti bahasa yang digunakan orang Jawa yang pertama kali datang di Suriname. Bahasa Jawa tersebut bukan bahasa Jawa halus atau kromo inggil seperti bahasa Jawa di Yogyakarta, melainkan bahasa yang sedikit kasar dan ngoko. Ini dikarenakan orang Jawa yang dipindahkan ke Suriname oleh penjajah Belanda sebagai buruh murah atau kuli kontrak di perkebunan-perkebunan gula ataupun kayu yang ada di Suriname ini kebanyakan berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jadi bahasa Jawa yang turun-temurun digunakan ini sedikit kasar dalam gaya bahasanya. Dan itulah dulu yang menjadi bahasa sehari-hari kaum buruh Jawa di Suriname.

Orang Jawa datang di Suriname dengan banyak cara, namun banyak yang dipaksa atau diculik dari desa-desa oleh Belanda. Tak hanya orang Jawa yang dibawa, namun juga ada terselip sebagian orang-orang Madura, Sunda, Batak dan daerah lain yang keturunannya menjadi orang Jawa semua di sana alias Jawa Suriname.

Kalau anda penasaran seperti apa logat bahasa Jawa di Suriname anda bisa mencoba streaming radio Garuda FM Suriname dengan klik gambar di bawah ini:

sumber anangkublog

Read Full Post »

Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, menurut Badan Pusat Statistik. Kota ini juga merupakan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta . Bandung juga melahirkan banyak musisi-musisi terkenal, sehingga Bandung mendapat julukan Kota Musisi. Pada zaman dahulu ia dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa” dan pernah diniatkan menjadi ibukota Hindia-Belanda. Bandung terletak di dataran tinggi, sehingga berhawa lebih sejuk bila dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Indonesia.

Bandung menyimpan sejarah penting bagi Indonesia. Di kota ini berdiri perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB), menjadi ajang pertempuran di masa Revolusi Kemerdekaan, serta menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika. Bandung saat ini menjadi salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.

ETIMOLOGI

Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

Bendera Kota  Bandung

Bendera yang digunakan oleh Kota Bandung adalah berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kota Besar Bandung tanggal 8 Juni 1953, Nomor 9938/53.

Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang tercantum pada diktum Keputusan tersebut di atas sebagai berikut:

  1. Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung adalah tiga bidang jalur mendatar, masing-masing berturut-turut dari atas ke bawah berwarna hijau, kuning, dan biru.
  2. Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dan jalur-jalur tersebut di bawah huruf ‘a’ urutan dari atas ke bawah adalah 2:1:1.
  3. Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda itu 7:5.

Jalan Asia-Afrika. Di jalan ini terdapat gedung tempat

Sejarah

  • 1488 – Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran[rujukan?].
  • 1799VOC mengalami kebangkrutan sehingga wilayah kekuasaannya di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Belanda. Saat itu Bandung dipimpin oleh Bupati R.A. Wiranatakusumah II.
  • 1808 – Belanda mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Nusantara setelah ditinggalkan VOC.
  • 1809 – Bupati memerintahkan pemindahan ibu kota dari Karapyak ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari)[rujukan?]
  • 1810 – Daendels menancapkan tongkat di pinggir sungai Cikapundung yang berseberangan dengan alun-alun sekarang. “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd!” (Usahakan, bila aku datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun!”). Sekarang tempat itu menjadi titik pusat atau KM 0 kota Bandung.
  • 25 Mei 1810 – Daendels meminta bupati Bandung dan Parakanmuncang memindahkan ibukota ke wilayah tersebut.
  • 25 September 1810 – Daendels mengeluarkan surat keputusan pindahnya ibu kota Bandung dan sekaligus pengangkatan Raden Suria sebagai Patih Parakanmuncang. Sejak peristiwa tersebut 25 September dijadikan sebagai hari jadi kota Bandung dan R.A. Wiranatakusumah sebagai the founding father. Sekarang nama tersebut diabadikan menggantikan jalan Cipaganti, di mana wilayah ini menjadi rumah tinggal bupati sewaktu ibu kota berpindah ke alun-alun sekarang.
  • 24 Maret 1946 – Pembumihangusan Bandung oleh para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan ‘Bandung Lautan Api‘ dan diabadikan dalam lagu “Halo-Halo Bandung“.
  • 1955Konferensi Asia-Afrika diadakan pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” yang berlokasi di Jl. Asia Afrika, berseberangan dengan Hotel Savoy Homann.
  • 2005KTT Asia-Afrika 2005
  • Pada tahun 2006 Bandung mendapatkan predikat kota terkotor dari pemerintah, hal ini bertalian erat dengan status darurat sampah yang sempat terjadi di Bandung pada tahun tersebut.

Read Full Post »

ImageMELEPAS MAESTRO Penyanyi Waldjinah  duduk di kursi roda memandang peti jenazah maestro keroncong Gesang Martohartono saat melayat di Pendhapi Ageng Balai Kota Solo kemarin.

Suasana haru mewarnai prosesi pemakaman maestro keroncong Gesang Martohartono sejak dari rumah duka hingga tempat pemakaman.

Tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma yang diterima Gesang dari Presiden Soeharto pada 1992 membuatnya dimakamkan secara militer di tempat pemakaman umum (TPU) Pracimaloyo, Makamhaji, Sukoharjo, Jawa Tengah, kemarin. Simpati atas kepergian pencipta lagu Bengawan Solo itu datang dari berbagai kalangan. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, pemerintah akan memberikan penghargaan setinggitingginya kepada Gesang karena dianggap telah membuat Indonesia terkenal di dunia. Menurut Agung, selama ini lagu Bengawan Solo karya Gesang telah diterjemahkan dalam belasan bahasa. Agung menyatakan, Gesang merupakan putra bangsa terbaik dan karyanya menjadi salah satu trade mark Indonesia di samping produk lain.

”Sangat tepat kalau akhirnya kita harus menghormati jasa-jasanya dan mendoakannya,” paparnya di sela-sela melayat di rumah duka,Kampung Kemlayan,Kecamatan Serengan,Solo,kemarin. Dia menegaskan,bentuk penghargaan dari pemerintah akan diberikan kepada almarhum Gesang. Antara lain pemeliharaan hak-hak sang maestro dan royalti yang akan diterima keluarga. Agung juga mendukung Gesang diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional. ”Beliau sangat gigih mempertahankan salah satu ciri khas Indonesia, yakni musik keroncong,” tandasnya. Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menegaskan, pemkot akan memberikan penghargaan berupa pemakaian nama Gesang untuk salah satu jalan di Solo. Gesang telah dianggap sebagai sosok yang berjasa bagi Kota Budaya ini.

Melalui karya-karyanya, Solo terkenal hingga luar negeri. ”Kita sedang mencarikan jalan yang cocok untuk diberi nama Jalan Gesang,”katanya. Penghormatan terakhir terhadap Gesang juga datang dari Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri yang datang ke rumah duka di Jalan Bedaya 5 RT 01/RW III,Kampung Kemlayan. ”Kami sangat menghormati Gesang. Pemerintah Jepang menghormati hak-hak Gesang,” kata Shiojiri. Dia menuturkan, lagu Bengawan Solo sangat diminati masyarakat Jepang.”Melalui lagu itu,Jepang merasa dekat dengan masyarakat Indonesia. Kami juga telah sampaikan kepada pihak keluarga bahwa lagu ciptaannya sangat dicintai masyarakat Jepang. Sampai saat ini,Yayasan Gesang di Jepang masih ada,”ungkapnya. Gesang meninggal dunia pada usia 92 tahun di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Solo, Jumat (21/5) sekitar pukul 18.10 WIB.

Prosesi pemakaman Gesang, kemarin, mendapat perhatian besar dari masyarakat Solo dan sejumlah seniman.Warga rela berdiri berpanas-panasan di sepanjang jalan dari rumah duka menuju Balai Kota dan berakhir di Pemakaman Pracimaloyo demi melepas sang maestro. Dari rumah duka, sekitar pukul 09.00 WIB dilakukan upacara pelepasan jenazah menuju persemayaman berikutnya di Pendhapi Ageng Balai Kota Solo. Di lokasi ini, masyarakat mendapat kesempatan memberikan penghormatan terakhir. Sekitar pukul 14.00 WIB, Gesang diberangkatkan menuju peristirahatannya yang terakhir. Wali Kota Solo Joko Widodo mengatakan, masyarakat Solo kehilangan dan berduka mendalam atas wafatnya Gesang. Baginya, Gesang merupakan sosok yang banyak berjasa bagi Solo. Sebagai penghormatan,Pemkot Solo akan memutar lagu-lagu Gesang selama tujuh hari meninggalnya sosok sederhana itu dengan durasi 12 jam per hari.

Kesan mendalam juga disampaikan penyanyi keroncong Waldjinah. Meski dalam kondisi sakit dan baru keluar dari perawatan di rumah sakit, pelantun lagu Walang Kekek itu tetap melayat di Balai Kota. ”Gesang itu seperti guru, ayah, dan kakek,” ungkapnya.Dia mengaku terkesan dengan lagu Caping Gunung karya Gesang.

Seputar Indonesia

Read Full Post »

Jiwa besar dan Impian

Bangsa Jepang tidak pernah memiliki peradaban yang hebat dan sejarah yang bisa dibanggakan seperti Negara-negara lain. Negaranya cantik dan indah, tetapi tidak memiliki hasil alam yang bisa dimanfaatkan. Orangnya kecil dan pendek. Namun, di balik segala kekurangannya itu, mereka berjiwa besar dan memiliki impian yang melebihi kemampuan geografisnya. Budayanya unik dan nilai tradisinya memesona. Wanitanya seperti gadis pingitan yang sangat pemalu dan segan. Prianya tegas dan garang seperti samurai yang siap perang. Gunung Fuji selalu menjadi sebutan karena diselimuti salju putih dan mendamaikan siapa pun yang memandangnya.

Kita kenal bangsa Jepang karena mereka pernah menjajah tanah Melayu. Banyak yang membenci bangsa Jepang karena kekejaman dan keganasan yang diIakukannya. Bagaimanapun, bangsa Jepang kini sudah berubah. Kedatangan mereka tidak lagi ingin menjajah dan menguasai hasil kekayaan negara yang mereka datangi. Kedatangan bangsa Jepang untuk berdagang dan mencari peluang ekonomi baru. Mereka membuat perindustrian dan mendirikan Perusahaan-perusahaan di semua tempat. Tujuannya hanya mencari keuntungan demi membangun kembali ekonominya seperti sediakala. Tujuannya menjadi negara maju dan penguasa ekonomi dunia sudah tercapai. Meskipun sudah menjadi sebuah negara kaya dan tersohor, tetapi mereka tidak pernah berhenti bekerja. Mereka terus berusaha memperbaiki prestasi mereka di bidang ekonomi.

Faktor utama kesuksesan bangsa Jepang terletak pada budaya kerja, sistem etika, pengelolaan yang bagus, kreativitas, dan semangat juang tinggi tanpa mengenal arti kekalahan. Mereka menjadi kebanggaan Asia karena dapat mengatasi pihak Barat dari segi prestasi dan Produktivitasny. Bangsa Jepang terkenal rajin dan optimis. Cara mengendalikan suatu masalah dan pekerjaan berbeda dari gaya Barat. Keberhasilan bangsa Jepang sangat mengagumkan sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan seputar formula yang mereka gunakan. Kesuksesan Jepang tersebut luar biasa, meskipun mereka pernah musnah saat Perang Dunia berakhir. Banyak penelitian yang menyoroti budaya kerja dan rahasia kesuksesan bangsa Jepang. Hal ini terbukti dengan banyak diterbitkannya buku-buku yang berkaitan dengan Jepang. Banyak aspek mengenai bangsa Jepang yang disentuh, termasuk aspek pemikiran dan pengelolaan. Terdapat pula tulisan yang terlalu bersifat teknik dan sukar dipahami karena diterjemahkan dari buku-buku yang diterbitkan di Jepang. Karena itu, sejak tahun 1988, saya terus berinisiatif menuliskan secara umum dan menyeluruh berbagai aspek budaya kerja dan formula kesuksesan bangsa Jepang. Sebagian dalam tulisan ini pernah dimuat dalam majalah lokal.

Tulisan ini memberi tumpuan pada berbagai aspek dan perkara yang mendorong kesuksesan bangsa Jepang. Formula kesuksesan bangsa Jepang yang diutarakan dalam tulisan ini bukan saja sesuai untuk dilaksanakan, melainkan juga dasar untuk menjadi seorang pekerja yang cemerlang dan pengusaha yang sukses. Untuk mencapai kesuksesan, kita perlu belajar dari bangsa yang lebih maju dan hebat. Kita tahu bangsa Jepang pintar, hebat, dan berbakat. Kita juga tahu bahwa segala kepandaian dan kehebatan bangsa Jepang ada pada diri kita, tetapi kita tidak menyadarinya. Bangsa Jepang sadar dengan hal itu dan menggunakannya secara optimal. Hasilnya, mereka sukses sampai hari ini. Toh banyak bangsa lain yang masih ketinggalan karena menyia-nyiakan segala karunia Tuhan.

Tulisan ini dapat menjadi rujukan, panduan, dan motivasi agar kita dapat lebih dekat mengenal bangsa Jepang. Hal positifnya, banyak rahasia dan formula yang dapat digali dari mereka. Formula ini sebenarnya bukan rahasia lagi. Kita sudah mengetahuinya, tetapi kita tidak pernah menggunakannya. Formula kesuksesan bangsa Jepang mudah dan lebih gampang daripada formula matematika. Untuk mencapai sukses, formula ini harus digunakan dan dipraktikkan. Jika tidak, maka akan tetap menjadi formula dan rahasia yang nantinya akan hilang oleh perubahan waktu dan zaman. Jika bangsa Jepang bisa melakukannya, maka tidak ada alasan untuk kita gagal melaksanakannya. Kekuasaan ada di tangan kita dan bukan terletak pada negara.


Read Full Post »

Bandung (ANTARA News) – Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan menyatakan kepergian komedian kondang Abah Us Us yang meninggal dunia pada Sabtu pagi, merupakan kehilangan besar bagi masyarakat Jawa Barat.

“Abah Us Us merupakan salah satu seniman besar Jabar yang konsisten menggawangi dunianya seni komedi sejak tahun 1960-an hingga akhir hayatnya. Masyarakat Jawa Barat kehilangan seniman yang setia bagi kemajuan industri seni nasional,” kata Gubernur Heryawan di Bandung, Sabtu.

Menurut Heryawan, Almarhum Abah Us Us merupakan salah satu seniman yang konsisten dan telah membuktikan perannya sebagai pelaku seni dan ikut andil dalam perkembangan industri seni di Indonesia, khususnya Jawa Barat.

Pelawak senior yang namanya melambung bersama grup D`Bodor bersama Alm. Yan Asmi atau Uyan dan Kusye itu merupakan salah satu pelawak yang memiliki talenta luar biasa dengan ciri khasnya menggunakan peniti “raksasa” di depan bajunya.

Almarhum merupakan personel D`Bodor kedua yang meninggal dunia pada tahun ini. Dua bulan lalu, Yan Asmi atau dikenal dengan nama Uyan juga meninggal dunia di Sukabumi Jawa Barat karena sakit.

“Masyarakat Jabar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya tokoh seni fenomenal asal Jabar itu, semoga arwahnya di terima di sisiNya,” kata Gubernur Heryawan.

Menurut Heryawan, ciri khasnya berupa peniti besar Abah Us Us menjadi kenangan tersendiri. Heryawan sendiri mengaku tidak bisa melupakan aksi panggung Abah Us Us baik di panggung terbuka maupun di televisi.

“Yah itu tadi, peniti besarnya selalu dipakai. Itu jadi kenangan tersendiri bagi saya,” kata Heryawan.

Ia berharap, spirit yang dimiliki oleh Almarhum Abah Us Us untuk diteruskan oleh generasi muda untuk secara konsisten dan profesional menekuni dunia yang digelutinya. Tidak hanya untuk pelaku seni khususnya komedian, namun juga bagi generasi muda pada umumnya.

Abah Us Us meninggal dunia Sabtu pagi pukul 06.55 WIB di Jakarta karena penyakit jantung. Jenazahnya sempat disemayamkan di Kompleks Wisata Cibubur dan dikebumikan di Ujungberung Kota Bandung.
sumber :antaranews

Read Full Post »

Nilai Hidup Orang Jepang

“Rahasia kesuksesan orang Jepang terleptak pada kemampuan mereka beradaptasi secara cepat”

Setelah bom atom Amerika menghunjam jantung Kota Jepang tahun 1945, semua pakar ekonomi saat itu memastikan Jepang akan segera mengalami kebangkrutan. Namun, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Jepang ternyata mampu bangkit dan bahkan menyaingi perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan tahunan negara Jepang bersaing ketat di belakang Amerika Serikat. Apalagi di bidang perteknologian, Jepang menjelma menjadi raksasa di atas negara-negara besar dan berkuasa Iainnya. Dengan segala kekurangan secara fisik, tidak fasih berbahasa Inggris, kekurangan sumber tenaga kerja, dan selalu terancam bencana alam rupanya tidak menghalangi mereka menjadi bangsa yang dihormati dunia.

Ann Wan Seng menyingkap gaya hidup, gaya bekerja, semangat kerja pasukan, dan prinsip orang J epang yang membuahkan hasil mengagumkan di perekonomian negaranya. Tulisan ini tak hanya memberi Anda teknik dan rahasia bisnis orang Jepang tetapi juga memberi inspirasi agar Anda mau berubah.

“Mereka yang pernah mendaki Gunung Fuji, Iayak disebut orang bijak. Namun, mereka yang mendaki untuk kedua kalinya, Iayak disebut orang bodoh.”

– Rahasia Pepatah Jepang –

Gunung Fuji dengan ketinggian 3.776 meter merupakan gunung tertinggi sekaligus simbol bagi rakyat Jepang. Bentuknya yang megah semakin memantapkan julukannya sebagai gunung keramat. Konon, wanita sempat dilarang keras mendaki gunung tersebut karena dewi Gunung Fuji akan cemburu.

Gunung Fuji yang berarti “keabadian” menjadi pembangkit semangat bagi masyarakat Jepang untuk terus berpikir kreatif tatkala keadaan mulai kian mustahil. Inilah salah satu faktor mengapa Jepang bisa sukses menguasai dunia walau memiliki segunung kekurangan.

Read Full Post »